Archive for April, 2013


DR Junus Satrio Atmodjo adalah ketua Ikatan AHLI Arkeologi Indonesia. Ia adalah salah satu motor penggerak para arkeolog untuk mempolitisir riset yang sedang dilaksanakan oleh Tim terpadu Riset mandiri, lalu kemudian memiliki upaya untuk mengambil alih riset tersebut secara paksa melalui petisi. Keluarnya petisi dalam pertemuan akeologi dan geologi 26 mei kemarin, ternyata sudah dirancang lama oleh dia dan beberapa kelompoknya.

Tulisannya ditempo tahu 2012 adalah salah satu misi awal untuk melegitimasi riset melalui opini. Upaya itu tak jadi dilakukan karena diputuskan akan ada tim nasional untuk riset gunung padang. Karena tim nasional tak terbentuk hingga kini, dan tim terpadu terus melakukan riset hingga mendekati eskavasi, maka Junus satrio bukan mengambil langkah memanggil tim terpadu untuk di dengar paparan risetnya, malahan Ia mendorong petisi untuk hentikan riset Tim terpadu dan akan mengambil alihnya. Junus tidak sendiran dia dibantu beberapa wartawan senior untuk menggalang opini. Sayang sekali mengapa cara ini ditempuh bukankah menerima paparan tim terpadu jauh lebih baik.

Berikut ini adalah bukti – buktinya : 1. Bukti email. 2.Tulisan di Tempo 3. BBM broadcast Baca lebih lanjut

gp4Ada yang baru dari hasil eskavasi di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Ternyata ada struktur menarik di situs megalitikum itu. Di lapisan bawah tanah, di kedalaman 4,5 meter ditemukan teknologi unik.

“Di antara struktur tersebut ditemukan pecahan logam besi sepanjang 10 centimeter. Selain itu di antara batu-batu terdapat lapisan semen purba yang berfungsi sebagai perekat,” jelas Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Ali Akbar yang juga ketua tim terpadu mandiri saat berbincang, Senin (1/4/2013).

Jadi, lanjut Akbar, pembangunan itu diduga dilakukan oleh beberapa generasi. Karena setelah teknik dengan semen dan pecahan logam besi, pembangunan setelahnya hanya batu yang ditumpuk. Hal itu bisa dilihat dari hasil dating carbon yang dilakukan. Baca lebih lanjut

MAKALAH TERBUKA KEMAJUAN RISET DI GUNUNG PADANG

LAPORAN SINGKAT TIM PENELITI MANDIRI TERPADU

( 31 MARET 2013 )

SITUS GUNUNG PADANG BUKTI MAHAKARYA ARSITEKTUR PURBA DARI PERADABAN HILANG

PRA-10.000 TAHUN LALU

Disusun oleh:

Danny H. Natawidjaja (Koordinator) dan Tim Peneliti Mandiri Terpadu G.Padang

Dalam bulan Maret tahun ini Tim Peneliti Mandiri Terpadu kembali menggelar survey di Gunung Padang. Kali ini Tim melakukan melakukan penggalian arkeologi dan survey geolistrik sangat detil DI sekitar penggalian pada lereng timur bukit di luar pagar situs cagar budaya.

Tim arkeologi yang dipimpin oleh DR. Ali Akbar dari Universitas Indonesia dalam penggaliannya menemukan bukti yang mengkonfirmasi hipotesa tim bahwa di bawah tanah Gunung Padang terdapat struktur bangunan buatan manusia yang terdiri dari susunan batu kolom andesit, sama seperti struktur teras batu yang sudah tersingkap dan dijadikan situs budaya di atas bukit. Terlihat di kotak gali bahwa permukaan fitur susunan batu kolom andesit ini sekarang sudah tertimbun oleh lapisan tanah setebal setengah sampai dua meter yang bercampur dengan bongkahan pecahan batu kolom andesit (Gambar 1).

gp1

Batu-batu kolom andesit disusun dengan posisi mendekati horisontal dengan arah memanjang hampir barat-timur (sekitar 70 derajat dari utara ke timur – N 70 E), sama dengan arah susunan batu kolom di dinding timur-barat teras satu dan undak lereng terjal yang menghubungkan teras satu dengan teras dua. Dari posisi horisontal batu-batu kolom andesit dan arah lapisannya, dapat disimpulkan dengan pasti bahwa batu-batu kolom atau “columnar joints” ini bukan dalam kondisi alamiah. Batu-batu kolom yang merupakan hasil pendinginan dan pelapukan batuan lava/intrusi vulkanis di alam arah memanjang kolomnya akan tegak lurus terhadap arah lapisan atau aliran seperti banyak ditemukan dibanyak tempat di dunia. Kenampakan susunan batu-kolom yang terkuak di kotak gali memang terlihat luarbiasa rapih seperti layaknya kondisi alami saja (contoh di Gambar 3). Sehingga tidak heran apabila di penghujung tahun 2012 ada tim arkeolog lain yang bekerja terpisah dan sudah ikut menggali di sini menyimpulkan bahwa batu-batu kolom andesit di bawah tanah ini merupakan sumber batuan alamiahnya; mungkin karena mereka belum mempertimbangkan aspek geologinya dengan lengkap dan juga tidak mengetahui data struktur bawah permukaan seperti diperlihatkan oleh hasil survey geolistrik. Baca lebih lanjut