Setelah disadari adanya keterbatasan sumber-sumber sejarah dan ilmu pengetahuan, Ilmuwan eropa dihadapkan pada posisi tak ada pilihan untuk melirik kitab suci sebagai referensi perantara temukan putusnya rantai sejarah Melengkapi sumber resmi, inerpretasi. relief dan translasi kitab kuno lainnya.
Agama di negara kita dan kawasan-kawasan sekitar menempatkan kitab suci berada di tempat yang “bersih dan keramat” dari debat dan dipisahkan dengan ilmu pengetahuan modern bahkan kitab suci bisa jadi sumber konflik antar dan inter keyakinan sehingga fungsinya terbatas pada identitas ketimbang petunjuk sejarah dan ilmu pengetahuan. Al Qur’an hampir setiap rumah memilkinya, setiap murid SD sudah wajib dikenalkan, tetapi imbalan pahala dan dosa serta berbagai ancaman dalam berrbagai surat dan ayat lebih banyak dikenalkan atau dindonesiakan sebagai doktrin. Baca lebih lanjut