Salam persahabatan,

Kali ini saya salut dengan pengamatan Mang Okim. Dalam 1 hari dapat mengambil kesimpulan yg menurut saya sangat tepat. Kesimpulan seorang geolog ini justru berbeda dgn kesimpulan arkeolog-arkeolog dari tim Pusat Arkeologi Nasional (November 2012):

Menurut Mang Okim: “Klimaks dari peninjauan kami adalah bekas ekskavasi pertama TTMPGP di lereng timur Teras III yang luasnya 3 X 9 m2 dengan kedalaman 4 meter. Ekskavasi yang dinilai oleh beberapa arkeolog di tempat inapropriate karena menyimpang dari SOP , ternyata lokasinya berada di lereng/tebing bersudut kritis, sekitar 40 derajat. Jaraknya yang hanya sekitar 30 meteran di bawah struktur Teras III yang telah mengalami pergelinciran, jelas sangat membahayakan keselamatan situs. Kurang dari 10 meteran di bawah ekskavasi pertama, TTMPGP melakukan juga ekskavasi kedua yang tidak tuntas. Di ekskavasi kedua ini terlihat adanya beberapa balok andesit yang bercampur dengan tanah lempungan. Hal ini memberikan indikasi bahwa balok-balok andesit tersebut yang sumbunya tegak lurus terhadap arah tebing timur merupakan bawaan longsoran. Lokasi ekskavasi TTMPGP yang diumumkan terletak di tanah masyarakat , ternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak.”

Perlu diketahui, peneliti yang melakukan ekskavasi di lereng timur tidak hanya TTPMGP, tetapi juga Tim Pusat Arkeologi Nasional. Tim-tim itu masing-masing telah menutup kotak ekskavasinya, sehingga peninjau yg tidak hadir saat ekskavasi tidak dapat secara pasti menyebut ukuran dan kedalaman kotak gali. Ukuran dan kedalaman kotak gali pasti didengar dari hasil perbincangan, bukan pengamatan/peninjauan.

Silakan klarifikasi kepada tim Pusat Arkeologi Nasional:

1) Yg ekskavasi di teras III itu siapa? Itu jauh sekali dgn lokasi ekskavasi TTPMGP. Justru yg Mang Okim lihat itu kemungkinan besar bekas ekskavasi Pusat Arkeologi Nasional (Nov 2012) yg ada di sekitar teras III-IV.

2) Mengapa seorang geolog dapat mengambil kesimpulan “ternyata merupakan satu kesatuan dengan bangunan punden berundak”? Padahal arkeolog-arkeolog di tim Pusat Arkeologi Nasional menyatakan yg di tanah masyarakat “bukan merupakan bagian yg sezaman dgn punden berundak” (tim Pusat Arkeologi Nasional, November 2012).

3. Hasil peninjauan Mang Okim setelah ekskavasi selesai jadi menimbulkan pertanyaan: siapa geolog yg terlibat dan bahu-membahu dalam ekskavasi tim Pusat Arkeologi Nasional pada November 2012? Siapa yg bertanggung jawab utk aspek geologis dari kesimpulan yg dihasilkan tim Pusat Arkeologi Nasional?

Bagaimanapun hasil peninjauan Mang Okim setelah ekskavasi usai memberi kita semua banyak pelajaran berharga bagi pengembangan ilmu di masa depan. Sudah saatnya riset lintas disiplin dan datang bersama-sama serta bahu-membahu demi negeri tercinta.

Ali Akbar