Pengurus Komunitas Pemerhati Seismik Indonesia (KPSI) yang merupakan
gabungan dari berbagai elemen masyarakat dari berbagai wilayah di
Indonesia melakukan pertemuan dengan Staf Khusus Presiden Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief di Sekretariat Negara
Jl.Veteran hari ini (Jumat/04 Maret 2012). KPSI yang berkonsentrasi di
bidang sosial dan pengkajian kebencanaan mempresentasikan hasil
kegiatan dan riset mandiri yang telah mereka lakukan selama ini.

Dalam presentasinya, Edie Nugroho dan Hendra Cipta dari KPSI
mengungkapkan bahwa selama ini anggota KPSI telah mempublikasikan
aktifitas seismik di wilayah indonesia terutama yang mengalami
“kenaikan” sebagai salah satu bentuk peringatan dini/early warning di
wilayah potensi gempa. Serta menyebarluaskan juga kejadian kegempaan
baik di Indonesia maupun di dunia dengan memanfaatkan teknologi
informasi melalui social media juga melalui jejaring telekomunikasi
lainya. Selain itu KPSI juga melakukan inisiatif mengajak masyarakat
mempersiapkan sumber daya secara mandiri dalam upaya peningkatan
kapasitas masyarakat agar dapat segera merespon kejadian bencana.

Kepada Andi Arief, KPSI memberikan bahan tertulis hasil kajian yang
mereka lakukan meliputi pola kegempaan secara global dan yang akan
terjadi di wilayah Indonesia. “Informasi yang disajikan bukan
berbentuk kabar mempertakut, namun lebih mengarah pada kesiapsiagaan
masyarakat”, papar Edie KPSI. KPSI juga mengharapkan agar Andi Arief
dapat mendorong dan memotivasi berbagai komunitas kebencanaan dan
organisasi masyarakat, agar meningkatkan pemahaman kebencanaan serta
kembali mensosialisasikannya ke masyarakat luas.

Dalam paper yang di serahkan KPSI secara resmi, terdapat kajian
seperti Analisa Kegempaan Sumatera oleh Nuskan Syarif, Analisa
Magnetometer oleh Hendra Cipta, Analisis Gempa Bumi Siberut OLEH Iwan
Rakelta dan Spot Awan Elektromagnet yang ditulis oleh Dedi Roshadi.
Andi Arief yang didampingi oleh tim seperti DR.Budiarto Ontowirjo,
DR.Basroni Kiran dan lainya menyambut positif serta mengapresiasi apa
yang telah di lakukan oleh KPSI.

“Saya terharu, dengan dedikasi rekan-rekan dari KPSI yang telah
melakukan kajian, sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi gempa
bumi, sampai menciptakan alat pemantau gempa secara independen.”
sambut Andi. Keberadaan KPSI diharapkan dapat meningkatkan semangat
kebersamaan antara pemerintah dan masyarkat, serta menumbuhkan
semangat partisipasi masyarakat dalam persiapan menghadapi Bencana
Alam.

Dalam pertemuan itu juga, dilakukan demonstrasi alat sensor seismic
portable yang dibuat secara mandiri oleh Yudi Hernawan Anggrianto dari
KPSI, seorang mahasiswa dari Jogja. Menurut Yudi, alat sensor seismik
ini tercipta dikarenakan keprihatinan terhadap keadaan pada tahun 2010
disaat Gunung Merapi Yogyakarat bergejolak. Alat portable ini telah di
uji coba di beberapa tempat dan sampai saat ini masih terpasang di
beberapa titik pemantauan. Dalam pertemuan antara Andi Arief dan KPSI
tersebut juga di resmikan nama alat tersebut dengan nama: Waspada
Meter.

Di akhir pertemuan, KPSI mengingatkan Andi Arief sesuai dengan hasil
kajian mereka bahwa dalam 6 bulan kedepan Indonesia memiliki potensi
mengalami kejadian Megathrust (Gempa Bumi Besar) di beberapa wilayah.
Terhadap peringatan tersebut DR.Budiarto Ontowirjo dari Tim Andi Arief
menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mendapatkan laporan serupa dari
para ahli kebencanaan. “Untuk itu yang paling penting adalah, mengajak
masyarakat untuk terus melakukan Mitigasi secara lebih proporsional
dan profesional.” Tutup Andi.